Bahkankalian adalah kaum yang melampaui batas." (Q.S. Yasin: 19) Para Rasul itu menyatakan kepada mereka bahwa keburukan yang menimpa mereka justru karena mereka menentang ajaran Allah. Kemudian, bentuk sikap melampaui batas itu dijelaskan oleh Syaikh Ibn Utsaimin. Pertama, mereka menentang Rasul tanpa hujjah dan dalil. Loading... Surat Yā-Sīn Ya Sin - سورة يس Sahih InternationalAnd present to them an example the people of the city, when the messengers came to it - Sahih InternationalWhen We sent to them two but they denied them, so We strengthened them with a third, and they said, "Indeed, we are messengers to you." Sahih InternationalThey said, "You are not but human beings like us, and the Most Merciful has not revealed a thing. You are only telling lies." Sahih InternationalThey said, "Our Lord knows that we are messengers to you, Sahih InternationalAnd we are not responsible except for clear notification." Sahih InternationalThey said, "Indeed, we consider you a bad omen. If you do not desist, we will surely stone you, and there will surely touch you, from us, a painful punishment." Sahih InternationalThey said, "Your omen is with yourselves. Is it because you were reminded? Rather, you are a transgressing people."
Berikutini bacaan Surat Yasin ayat 1-83 dalam tulisan Arab dan latin, lengkap dengan terjemahannya. Senin, 25 Juli 2022; Kamis, 19 Agustus 2021 17:50 WIB. Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih.
يٰسۤ ۚ Yā sīn. Yā Sīn. وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ Wal-qur’ānil-ḥakīmi. Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah, اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ Innaka laminal-mursalīna. sesungguhnya engkau Nabi Muhammad benar-benar salah seorang dari rasul-rasul عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ Alā ṣirāṭim mustaqīmin. yang berada di atas jalan yang lurus, تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ Tanzīlal-azīzir-raḥīmi. sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang, لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ Litunżira qaumam mā unżira ābā’uhum fahum gāfilūna. agar engkau Nabi Muhammad memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyang mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai. لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Laqad ḥaqqal-qaulu alā akṡarihim fahum lā yu’minūna. Sungguh, benar-benar berlaku perkataan ketetapan takdir terhadap kebanyakan mereka, maka mereka tidak akan beriman. اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ Innā jaalnā fī anāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūna. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka yang terbelenggu diangkat ke dagu, karena itu mereka tertengadah. وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ Wa jaalnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūna. Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi pandangan mereka. Mereka pun tidak dapat melihat. وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Wa sawā’un alaihim a’anżartahum am lam tunżirhum lā yu’minūna. Sama saja bagi mereka, apakah engkau Nabi Muhammad memberi peringatan kepada mereka atau tidak. Mereka tetap tidak akan beriman. اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ Innamā tunżiru manittabaaż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaibi, fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīmin. Sesungguhnya engkau Nabi Muhammad hanya bisa memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikutinya dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih tanpa melihat-Nya. Berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamū wa āṡārahum, wa kulla syai’in aḥṣaināhu fī imāmim mubīnin. Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami pulalah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata Lauh Mahfuz. وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ Waḍrib lahum maṡalan aṣḥābal-qaryahti, iż jā’ahal-mursalūna. Buatlah suatu perumpamaan bagi mereka kaum kafir Makkah, yaitu penduduk suatu negeri, ketika para utusan datang kepada mereka, اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ Iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabūhumā fa azzaznā biṡāliṡin faqālū innā ilaikum mursalūna. yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan utusan yang ketiga. Maka, ketiga utusan itu berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ Qālū mā antum illā basyarum miṡlunā, wa mā anzalar-raḥmānu min syai'in, in antum illā takżibūna. Mereka penduduk negeri menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami. Allah Yang Maha Pengasih tidak pernah menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah berdusta.” قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ Qālū rabbunā yalamu innā ilaikum lamursalūna. Mereka para rasul berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-benar para utusan-Nya kepadamu. وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ Wa mā alainā illal-balāgul-mubīnu. Adapun kewajiban kami hanyalah menyampaikan perintah Allah yang jelas.” قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ Qālū innā taṭayyarnā bikum, la’il lam tantahū lanarjumannakum wa layamassannakum minnā ażābun alīmun. Mereka penduduk negeri menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti menyeru kami, niscaya kami merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.” قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ Qālū ṭā’irukum maakum, a’in żukkirtum, bal antum qaumum musrifūna. Mereka para rasul berkata, “Kemalangan kamu itu akibat perbuatan kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan, lalu kamu menjadi malang? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ Wa jā’a min aqṣal-madīnati rajuluy yasā qāla yā qaumittabiul-mursalīna. Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu! اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔ Ittabiū mal lā yas’alukum ajraw wa hum muhtadūna. Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan dalam berdakwah kepadamu. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Wa mā liya lā abudul-lażī faṭaranī wa ilaihi turjaūna. Apa alasanku untuk tidak menyembah Allah yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ A’attakhiżu min dūnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni annī syafāatuhum syai’aw wa lā yunqiżūni. Mengapa aku harus mengambil sembahan-sembahan selain-Nya? Jika Allah Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka juga tidak dapat menyelamatkanku. اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Innī iżal lafī ḍalālim mubīnin. Sesungguhnya aku jika berbuat begitu, pasti berada dalam kesesatan yang nyata. اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ Innī āmantu birabbikum fasmaūni. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu. Maka, dengarkanlah pengakuan-ku.” قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ Qīladkhulil-jannahta, qāla yā laita qaumī yalamūna. Dikatakan kepadanya, “Masuklah ke surga.” Dia laki-laki itu berkata, “Aduhai, sekiranya kaumku mengetahui بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ Bimā gafaralī rabbī wa jaalanī minal-mukramīna. bagaimana Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan.” ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ Wa mā anzalnā alā qaumihī mim badihī min jundim minas-samā’i wa mā kunnā munzilīna. Setelah dia dibunuh, Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya. اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa’iżā hum khāmidūna. Azab mereka itu cukup dengan satu teriakan saja. Maka, seketika itu mereka mati. يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ Yā ḥasratan alal-ibādi, mā ya’tīhim mir rasūlin illā kānū bihī yastahzi’ūna. Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya. اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ Alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurūni annahum ilaihim lā yarjiūna. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Mereka setelah binasa tidak ada yang kembali kepada mereka di dunia. وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ Wa in kullul lammā jamīul ladainā muḥḍarūna. Tidak ada satu umat pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami untuk dihisab. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ Wa āyatul lahumul-arḍul-maitahtu, aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban faminhu ya’kulūna. Suatu tanda kekuasaan-Nya bagi mereka adalah bumi yang mati tandus lalu Kami menghidupkannya dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari biji-bijian itu mereka makan. وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ Wa jaalnā fīhā jannātim min nakhīliw wa anābiw wa fajjarnā fīhā minal-uyūni. Kami juga menjadikan padanya bumi kebun-kebun kurma dan anggur serta Kami memancarkan padanya beberapa mata air لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ Liya’kulū min ṡamarihī wa mā amilathu aidīhim, afalā yasykurūna. agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur? سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ Subḥānal-lażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā yalamūna. Mahasuci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu minhun-nahāra fa’iżā hum muẓlimūna. Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah malam. Kami pisahkan siang dari malam itu. Maka, seketika itu mereka berada dalam kegelapan. وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-azīzil-alīmi. Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā āda kal-urjūnil-qadīmi. Begitu juga bulan, Kami tetapkan bagi-nya tempat-tempat peredaran sehingga setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir, kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahāri, wa kullun fī falakiy yasbaḥūna. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ Wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masyḥūni. Suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah bahwa Kami mengangkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan. وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ Wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabūna. Begitu juga Kami menciptakan untuk mereka dari jenis itu angkutan lain yang mereka kendarai. وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ Wa in nasya’ nugriqhum falā ṣarīkha lahum wa lā hum yunqażūna. Jika Kami menghendaki, Kami akan menenggelamkan mereka. Kemudian, tidak ada penolong bagi mereka dan tidak pula mereka diselamatkan. اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ Illā raḥmatam minnā wa matāan ilā ḥīnin. Akan tetapi, Kami menyelamatkan mereka karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberi mereka kesenangan hidup sampai waktu tertentu. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ Wa iżā qīla lahumuttaqū mā baina aidīkum wa mā khalfakum laallakum turḥamūna. Ketika dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang ada di hadapanmu di dunia dan azab yang ada di belakangmu akhirat agar kamu mendapat rahmat,” maka mereka berpaling. وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ Wa mā ta’tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū anhā muriḍīna. Tidak satu pun dari tanda-tanda kebesaran Tuhan datang kepada mereka, kecuali mereka berpaling darinya. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Wa iżā qīla lahum anfiqū mimmā razaqakumullāhu, qālal-lażīna kafarū lil-lażīna āmanū anuṭimu mal lau yasyā’ullāhu aṭamahū, in antum illā fī ḍalālim mubīnin. Apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Wa yaqūlūna matā hāżal-wadu in kuntum ṣādiqīna. Mereka berkata, “Kapankah janji hari Kebangkitan ini terjadi jika kamu orang-orang benar?” مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ Mā yanẓurūna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta’khużuhum wa hum yakhiṣṣimūna. Mereka hanya menunggu satu teriakan yang akan membinasakan mereka saat mereka sibuk bertengkar tentang urusan dunia. فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ ࣖ Falā yastaṭīūna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarjiūna. Oleh sebab itu, mereka tidak dapat berwasiat dan tidak dapat kembali kepada keluarganya. وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ Wa nufikha fiṣ-ṣūri fa’iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilūna. Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya. قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ Qālū yā wailanā mam baaṡanā mim marqadinā…hāżā mā waadar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalūna. Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami kubur?” Lalu, dikatakan kepada mereka, “Inilah yang dijanjikan Allah Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul-Nya.” اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa’iżā hum jamīul ladainā muḥḍarūna. Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami untuk dihisab. فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai’aw wa lā tujzauna illā mā kuntum tamalūna. Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan. اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ Inna aṣḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihūna. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu berada dalam kesibukan sehingga tidak sempat berpikir tentang penghuni neraka lagi bersenang-senang. هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ Hum wa azwājuhum fī ẓilālin alal-arā’iki muttaki’ūna. Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh sambil berbaring di atas ranjang berkelambu. لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ Lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yaddaūna. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan apa saja yang mereka inginkan. سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ Salāmun qaulam mir rabbir raḥīmin. Kepada mereka dikatakan, “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang. وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ Wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimūna. Dikatakan kepada orang-orang kafir, “Berpisahlah kamu dari orang-orang mukmin pada hari ini, wahai para pendurhaka! ۞ اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ Alam ahad ilaikum yā banī ādama allā tabudusy-syaiṭāna, innahū lakum aduwwum mubīnun. Bukankah Aku telah berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh, wahai anak cucu Adam, bahwa janganlah kamu menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu. وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ Wa anibudūnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīmun. Begitu juga bahwa sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus.” وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ Wa laqad aḍalla minkum jibillan kaṡīrān, afalam takūnū taqilūna. Sungguh, ia setan itu benar-benar telah menyesatkan sangat banyak orang dari kamu. Maka, apakah kamu tidak mengerti? هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ Hāżihī jahannamul-latī kuntum tūadūna. Inilah neraka Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu. اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ Iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurūna. Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya. اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Al-yauma nakhtimu alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānū yaksibūna. Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ Wa lau nasyā’u laṭamasnā alā ayunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirūna. Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan menghapus penglihatan membutakan mereka sehingga mereka berlomba-lomba mencari jalan selamat. Maka, bagaimana mungkin mereka dapat melihat? وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ Wa lau nasyā’u lamasakhnāhum alā makānatihim famastaṭāū muḍiyyaw wa lā yarjiūna. Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan mengubah bentuk mereka di tempat mereka berada, sehingga mereka tidak sanggup meneruskan perjalanan dan juga tidak sanggup pulang kembali. وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ Wa man nuammirhu nunakkishu fil-khalqi, afalā yaqilūna. Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya dari kuat menuju lemah. Maka, apakah mereka tidak mengerti? وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ Wa mā allamnāhusy-syira wa mā yambagī lahū, in huwa illā żikruw wa qur’ānum mubīnun. Kami tidak mengajarkan syair kepadanya Nabi Muhammad dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Wahyu yang Kami turunkan kepadanya itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Al-Qur’an yang jelas, لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ Liyunżira man kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu alal-kāfirīna. agar dia Nabi Muhammad memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya dan agar ketetapan azab terhadap orang-orang kafir itu menjadi pasti. اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ Awalam yarau annā khalaqnā lahum mimmā amilat aidīnā anāman fahum lahā mālikūna. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka hewan-hewan ternak dari ciptaan tangan Kami sendiri, lalu mereka menjadi pemiliknya? وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ Wa żallalnāhā lahum fa minhā rakūbuhum wa minhā ya’kulūna. Kami menjadikannya hewan-hewan itu tunduk kepada mereka. Sebagian di antaranya menjadi tunggangan mereka dan sebagian lagi mereka makan. وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ Wa lahum fīhā manāfiu wa masyāribu,
SUDUTBATAMCOM - Bacaan Surat Yasin dengan penulisan latin untuk memudahkan cara membacanya. Surat Yasin merupakan surat ke 36 dalam Al-Qur'an.. Surat Yasin terdiri 83 ayat dan masuk dalam Juz 22 dan Juz 23. Dinamai Yasin, karena surat ini dimulai dengan dua abjad Arab Ya dan Sin.. Berikut bacaan Surat Yasin dengan tulisan latin ayat 1 hingga akhir ayat 83:. Baca Juga: Klasemen BRI Liga 1
Merdeka > Al-Qur’an Digital Daftar Surat قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ 19. Mereka utusan-utusan itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” Share Copy Copy Ayat 18 QS. Yasin Ayat 20
TafsirSurat Al-Hijr Ayat 19 (Terjemah Arti) Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hijr Ayat 19 dengan text arab, latin dan artinya. Ditemukan kumpulan penafsiran dari beragam mufassir mengenai makna surat Al-Hijr ayat 19, antara lain sebagaimana berikut: Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. Dan bumi kami lapangkan dengan luas
Yasin 19 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ يٰسۤ ١٩ qālūقَالُوا۟They saidmereka berkataṭāirukumطَٰٓئِرُكُم"Your evil omenkesialan/kecelakaan kamumaʿakumمَّعَكُمْۚbe with you!bersamamu/karena kamua-inأَئِنIs it becauseapakah jikadhukkir'tumذُكِّرْتُمۚyou are admonished?kamu diberi peringatanbalبَلْNaybahkan/tetapiantumأَنتُمْyoukamuqawmunقَوْمٌare a peoplekaummus'rifūnaمُّسْرِفُونَtransgressing"orang-orang yang melampaui batas Transliterasi Latin Qālụ ṭā`irukum ma'akum, a in żukkirtum, bal antum qaumum musrifụn QS. 3619 Arti / Terjemahan Utusan-utusan itu berkata "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan kamu bernasib malang? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas". QS. Yasin ayat 19 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI Mereka, yakni ketiga utusan itu, berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena perbuatan buruk kamu sendiri. Kamu bernasib buruk akibat keengganan kamu menerima ajakan kami. Apakah karena kamu diberi peringatan, lalu kamu menuduh kami sebagai penyebab kemalangan itu? Tuduhan kamu sama sekali tidak benar! Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas dalam kedurhakaan sehingga mengakibatkan penderitaan yang kamu sebut sebagai nasib sial.”Tafsir Lengkap KemenagKementrian Agama RI Pada ayat ini dijelaskan bahwa penduduk Antakia tidak bisa lagi mematahkan alasan-alasan para rasul itu. Oleh karena itu, mereka mengancam dengan mengatakan bahwa kalau kesengsaraan menimpa mereka kelak, maka hal ini disebabkan perbuatan ketiga orang tersebut. Dengan demikian, kalau para rasul itu tidak mau menghentikan dakwah yang sia-sia ini, terpaksa mereka merajamnya dengan batu atau menjatuhkan siksaan yang amat pedih. Ketiga utusan itu menangkis perkataan mereka dengan mengatakan bahwa seandainya penduduk Antakia kelak terpaksa mengalami siksaan, itu adalah akibat perbuatan mereka sendiri. Bukankah mereka yang mempersekutukan Allah, mengerjakan perbuatan maksiat, dan melakukan kesalahan-kesalahan? Sedangkan ketiga utusan itu hanya sekadar mengajak mereka untuk mentauhidkan Allah, mengikhlaskan diri dalam beribadah, dan tobat dari segala kesalahan. Apakah karena para rasul itu memperingatkan mereka dengan azab Allah yang sangat pedih dan mengajak mereka mengesakan Allah, lalu mereka menyiksa para rasul itu? Itukah balasan yang pantas bagi para rasul itu? Hal itu menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa yang melampaui batas dengan cara berpikir dan menetapkan putusan untuk menyiksa dan merajam para rasul. Mereka menganggap buruk orang-orang yang semestinya menjadi tempat mereka meminta petunjuk. Ayat yang mirip pengertiannya dengan ayat ini adalahKemudian apabila kebaikan kemakmuran datang kepada mereka, mereka berkata, "Ini adalah karena usaha kami." Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah, sesungguhnya nasib mereka di tangan Allah, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui. al-A'raf/7 131Tafsir al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Utusan-utusan itu berkata, "Kemalangan kalian yakni kesialan kalian itu adalah karena kalian sendiri" disebabkan ulah kalian sendiri karena kafir. Apakah jika Hamzah Istifham digabungkan dengan In Syarthiyah, keduanya dapat dibaca Tahqiq, dan dapat pula dibaca Tas-hil kalian diberi peringatan yakni diberi nasihat dan peringatan; jawab Syarath tidak disebutkan. Lengkapnya ialah apakah jika kalian diberi peringatan lalu kalian bernasib sial karenanya lalu kalian kafir? Pengertian terakhir inilah objek daripada Istifham atau kata tanya. Makna yang dimaksud adalah sebagai cemoohan terhadap mereka. Sebenarnya kalian adalah kaum yang melampaui batas karena kemusyrikan kalian. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Firman Allah Swt.Kemalangan kamu itu adalah karena ulah kamu sendiri. Yaa Siin19Yakni kesialan itu karena tingkah laku kalian sendiri. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya yang menceritakan perihal kaum Fir'aunKemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata, "Ini adalah karena usaha kami.” Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah. Al A'raf131Dan kaum Nabi Saleh berkataMereka menjawab, "Kami mendapat nasib yang malang disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu.” Saleh berkata, "Nasibmu ada pada sisi Allah bukan kami yang menjadi sebab.” An Naml47Qatadah dan Wahb ibnu Munabbih mengatakan, yang dimaksud dengan ta'ir di sini adalah amal perbuatan, yakni amal perbuatan kalian. Disebutkan pula di dalam firman-Nya hal yang semisal, yaituDan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini adalah dari sisi Allah.” Dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana, mereka mengatakan, "Ini datangnya dari sisi kamu Muhammad.” Katakanlah, "Semuanya datang dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu orang munafik hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun. An Nisaa78Adapun firman Allah Swt.Apakah jika kamu diberi peringatan kamu bernasib malang? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas. Yaa Siin19Yakni karena kami memberikan peringatan kepada kalian dan memerintahkan kepada kalian agar mengesakan Allah dan memurnikan penyembahan hanya kepada-Nya, lalu kalian membalas kami dengan ucapan seperti itu, dan kalian mengancam dan menindas kami karenanya. Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas. Yaa Siin19Qatadah mengatakan bahwa sesungguhnya kami peringatkan kalian tentang azab Allah, lalu kalian menimpakan kesialan kalian kepada kami, sebenarnya kalian ini adalah kaum yang melampaui batasTafsir Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab Para rasul itu berkata, "Rasa muak yang ada pada kalian itu sebenarnya disebabkan oleh sikap kafir kalian. Pantaskah kalian merasa muak kepada kami serta mengancam kami dengan azab yang pedih, sementara kami memberikan kalian nasihat-nasihat yang membawa kepada kebahagiaan? Tetapi begitulah adanya, kalian merupakan sekelompok manusia yang melenceng dari kebenaran dan keadilan."

GALAMEDIANEWS- Surat Yasin ayat 1-83 ini lengkap dengan tulisan Arab dan Latin serta terjemahan bahasa Indonesia.. Surat Yasin sangat dianjurkan dibaca umat muslim karena memiliki sejumlah keutamaan.. Dalam hadits riwayat al-Tirmidzi dan al-Darimi, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya segala sesuatu memiliki hati, dan sesungguhnya hati Al Qur'an adalah Yasin, barangsiapa yang

SuratYasin 83 Ayat - Free download as Word Doc (.doc / .docx), PDF File (.pdf), Text File (.txt) or read online for free. Bacaan surat yasin dalam bhs indonesia 19. Qalu tairukum maakum, a in zukkirtum, bal antum qaumum musrifun 20. Wa jaa min aqsal-madinati rajuluy yas a qala ya qaumittabiul mursalin 21. . 324 430 402 130 343 81 56 78

surat yasin ayat 19